Narsis : Akhirnya, Smartphone Android Pertamaku Datang Juga

Udah beberapa hari ini saya tidak posting sesuatu di blog, gara-garanya saya masih sibuk untuk melakukan perbaikan pada aplikasi KRS yang terdapat di kampus. Selain itu, saya juga lagi senang-senangnya mengoprek sebuah smartphone Android yang saya beli hari senin kemarin. Samsung Galaxy Gio akhirnya menjadi smartphone pilihan saya untuk mencicipi OS Android yang tengah naik daun akhir-akhir ini. Dimana sebelumnya ada seorang teman saya, sebut saja namanya Untung yang telah terlebih dahulu membeli smartphone Xperia X8 dengan OS serupa. Terus terang saja, saya jadi ‘ngiler‘ liat tuh smartphone. Yang membuat saya semakin tertarik dengan OS Android, adalah sistemnya yang bisa dioprek ‘semau gue’ oleh orang awam seperti saya ini, bisa dibilang open source lah. Karena di daerah tempat saya kuliah demam smartphone Android belum seheboh demam hape Cina, jadinya hanya sedikit toko hape yang menjual smartphone Android. Walaupun ada, palingan hanya Samsung Galaxy Mini, yang menurut saya spesifikasinya kurang greget (maaf buat pengguna Galaxy Mini :D). Jadilah saya memesannya via online di situs bhineka.com, yang harganya lumayan juga (lumayan menguras duit tabungan).

Mungkin ada sebuah pertanyaan yang pasti ditanyakan beberapa orang kepada saya, “Kenapa gak pilih BlackBerry aja???”. Maaf deh, saya bukan BB autis. Dari awal kemunculannya, saya memang kurang tertarik dengan smartphone besutan RIM tersebut. Banyak orang yang tertarik dengan BlackBerry mungkin karena adanya layanan BBM yang memungkinkan pengguna BlackBerry bisa berkomunikasi via chat dengan pengguna BlackBerry lainnya. Kalau untuk saya, fitur chatting dan hanya untuk sekedar gaya-gaya’an bukan alasan utama saya untuk memilih smartphone tersebut. Yang terpenting adalah, saya bisa mempelajari bagaimana sistem yang terdapat di smartphone tersebut dan semua kegiatan yang saya lakukan dengan laptop bisa dilakukan dengan smartphone tersebut. Alhasil, setelah 3 hari menggunakan Samsung Galaxy Gio kegiatan online saya via laptop jadi berkurang đŸ˜€ dan saya bisa sedikit belajar bagaimana sebenarnya sistem operasi itu berjalan pada mobile device.

Galaxy Gio ini sudah menggunakan Android 2.2 Froyo, dengan processor yang cukup bertenaga yaitu sebesar 800 Mhz. RAM’nya sebesar 278 Mb dan memori internal sebesar 181 Mb. Layarnya lumayan besar, yaitu sekitar 3.2 inch dengan resolusi 320×480 pixels dan kedalaman warnanya 16 juta. Dilengkapi dengan sebuah kamera tanpa flash, yang dapat menghasilkan jepretan gambar sebesar 3.2 Mp. Fitur yang pantas dan tidak mengecewakan untuk sebuah smartphone Android dengan harga 2 juta ke bawah.

Ada beberapa kelemahan yang saya temuka pada smartphone ini, terutama pada baterai yang cepat habis. Yaw maklum saja, Galaxy Gio ini hanya dibekali dengan baterai sebesar 1350 Mah. Karena masih memakai Android 2.2 yang masih asli dari pabrikan, otomatis saya hanya bisa bertindak sebagai user biasa, bukan sebagai superuser. Tapi hal ini masih bisa saya atasi, yaitu dengan melakukan rooting, dan mengakibatkan garansi smartphone ini hilang :(. Namun secara keseluruhan, penilaian saya untuk Galaxy Gio ini sudah lumayan bagus untuk dijadikan bahan pertimbangan mencicipi OS Android. Pokoknya, dijamin gak menyesal deh kalau sudah berkenalan dengan OS robot hijau buatan Google ini. Serasa membawa PC dengan OS linux di genggaman.

Salam Hangat,

Cheerrrsss….!!!!

6 comments

  1. Rausan Reply

    saya juga pakai Gio. bukan hanya baterai yg cpet habis, kdang kalau kita membuka aplikasi yg banyak menyedot RAM lebih dari satu, suka force close sendiri. sudahkah mengalaminya?
    oh iya di android juga bisa ngeblog lho ^.^

  2. Pingback: | » Narsis : Dapat Headset SENNHEISER HD 202-II Gratis Dari Bhineka.Com | Ng`Blog Biar Gak GobloG – BlogNya Gede Lumbung |