Narsis : Akhirnya Ganti Pakai Laptop ASUS A43E Juga….

Seminggu sudah laptop saya tidak bisa menyala, produktifitas kerja pun menurun. Terutama karena saya sudah nyaman bekerja dengan laptop dibandingkan bekerja dengan PC yang setia nangkring di pojok kamar. Karena lagi butuh dengan laptop, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sebuah laptop baru. Pertimbangan saya, jika laptop yang rusak itu diperbaiki juga akan membutuhkan waktu yang lama + kondisi baterai yang sudah ngDrop + panasnya yang bukan main yang kalau diceplokin telur, dijamin telurnya matang :D. Dan hari jumat kemarin saya berencana membeli laptop di pertokoan RIMO Denpasar, sekalian pulang kampung juga. Setelah keliling untuk melihat-lihat beragam pilihan laptopnya + cuci mata liat SPGnya, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada sebuah laptop ASUS dengan seri A43E. Nah, pada postingan perdana saya dengan laptop baru ini, saya akan mencoba untuk me-review produk besutan produsen notebook asal Taiwan ini.

Laptop ASUS A43E ini berhasil saya bawa pulang dengan harga 5 jt pas, setelah saling tawar menawar harga dengan si sales yang kelihatannya sangat pelit. Awalnya saya ditawari seharga 5,4 jt. Yaw gila aja, dikira saya tidak tau perkembangan harga laptop. Sebelumnya saya sudah melihat harga laptop ini di bhineka.com, yang dipatok seharga 4,75 jt. Dengan jiwa dan taktik rentenir yang diwarisi oleh emak, akhirnya saya diberikan harga spesial 5 jt yang sudah termasuk upgrade RAM menjadi 4 GB. Dimana normalnya hanya menggunakan RAM sebesar 2 Gb. Berhubung masih kosongan alias belum ada OSnya, maka saya disuruh untuk ke layanan IT Center-nya yang jaraknya lumayan jauh, dan parahnya saya gak tau jalan menuju kesana :p. Daripada ruwet, saya putuskan untuk menginstallnya sendiri. Berhubung belum bisa beli Window$ 7 original, saya akhirnya pakai yang bajakan saja dulu. Kalau sudah ada uang (tunggu sampai jadi anggota DPR dulu), baru saya akan menggunakan yang original :p.

Setelah selesai diinstal (OS bajakan), saya langsung menjajal semua fitur-fitur laptop ASUS ini. Dari sisi dapur pacu, sudah dibekali dengan processor Core i3 2nd Generation, yang menggunakan chipset Sandy Bridge dengan clock speed 2,2 Ghz. VGAnya masih menggunakan yang standar alias masih onboard dari keluarga Intel GMA 3000. Lumayanlah digunakan untuk memainkan game-game kecil. Dan yang paling bikin saya kesemsem sama laptop-laptop ASUS, ialah teknonlogi Ice Cool yang dengan cepat membuang panas keluar dari laptop. Alhasil, setelah saya pakai selama 4 jam lebih, laptop ini masih adem ketika digunakan untuk ber-coding ria. Terus terang, saya memang trauma dengan laptop-laptop yang cepat panas, seperti laptop saya yang rusak tersebut. Kemungkinan besar dikarenakan overheating, maklumlah karena processornya menggunakan AMD. Baterainya sudah 6 cell, mampu bertahan hingga 3 jam lebih pada pemakaian normal. Desainnya minimalis, dengan menggunakan bahan aluminium di sisi keyboardnya dan glossy di bagian depannya.

Ada beberapa kekurangan yang saya temui pada laptop ini, yaitu salah satunya tidak terdapat fitur bluetooth. Cukup merepotkan jika tidak ada fitur bluetooth ketika akan melakukan transfer file ke hape. Selain itu, kualitas suara dari speakernya yang menggunakan Altec Lansing kurang begitu jernih, dan masih lebih bagus Dolby (pengalaman pribadi). Kualitas VGA juga kurang mendukung jika digunakan untuk kebutuhan desain grafis, ketika tadi saya coba untuk menjalankan Photoshop, terlihat cukup ngLag. Tapi secara keseluruhan, laptop ini pantas dimiliki untuk rekan-rekan yang memilki budget 5 jt ke bawah.

Inilah teman baru yang saya beli dengan hasil keringat saya bekerja selama beberapa bulan ini, bangga rasanya bisa memiliki laptop dari jerih payah sendiri. Setelah hape Android, yang kemarin juga saya tebus dengan hasil bekerja dan menabung di bulan-bulan sebelumnya. Mudah-mudahan bisa selalu menemani saya untuk ngBlog, bekerja dan menghadapi skripsi di semester depan :D.

Happy Blogging and Keep Coding

Cheerrrss….!!!!

3 comments