Kilas Balik, Napak Tilas 2009-2022

Long time no see! Kata-kata yang pantas untuk sebuah tulisan yang saya buat kali ini, setelah 5 tahun dari tulisan terakhir di 2018. Banyak cerita & kisah menarik dari 2018 hingga saat ini. Banyak pula pengalaman, pelajaran dan ilmu baru selama rentang waktu tersebut. 5 tahun yg sangat berharga untuk mendewasakan diri dan pikiran. Yup, saya tidak akan bahas masalah teknikal atau coding kali ini :p, tulisan kali ini lebih kepada refleksi diri saya selama kurang lebih 13 tahun ke belakang, diawali dari tahun 2009. Kenapa 2009? Karena saya merasa, perjalanan diri saya untuk menjadi seorang individu berawal dari tahun tersebut.

2009 – The Beginning

Memutuskan meninggalkan rumah alias merantau setelah lulus SMK adalah sebuah keputusan yang sulit dan berat bagi saya. Saya yang terbiasa besar dan tumbuh di Denpasar, berada dekat dengan keluarga, saat itu melihat sebuah proses merantau adalah sesuatu yang sangat berat, walau pada akhirnya, saya sangat menikmati hal tersebut. Banyuwangi adalah tujuan saya, sebuah kabupaten yang berbatasan langsung dengan pulau Bali. Disini saya akan belajar banyak bagaimana bersosialisasi dengan banyak macam karakter orang. Saya mendapatkan ilmu baru disini, bisa & mengerti berbahasa Jawa.

2010 – Sharing is Caring

Menekuni ilmu pemrograman/coding secara otodidak sudah saya jalani ketika pertengahan tahun 2008, dimana saya merasakan “salah jurusan” ketika di SMK dulu. Saya yang awalnya menempuh jurusan Multimedia, di akhir studi memutuskan untuk belajar pemrograman, berbekal dari buku yang saya pinjam dari perpustakaan sekolah & mencari materi dari internet. Jaman itu, perkembangan internet belum pesat seperti sekarang, dimana kita bisa dengan mudah menemukan materi/tutorial untuk belajar pemrograman.

Di tahun ini, saya berpikir, egois rasanya, jika ilmu yang saya dapatkan dari internet hanya saya konsumsi sendiri. Dari sanalah saya mempunyai niat untuk menuliskan ilmu yang saya miliki di blog. Dulu domain blog ini masih menggunakan domain gratis, gedelumbung[dot]co[dot]cc. Yang di kemudian hari, saya beranikan untuk berlangganan domain dan hosting berbayar. Di blog ini, saya mulai aktif membagikan berbagai contoh source code yang pernah saya buat kala itu. Saya belajar, berbagi itu ternyata sangat menyenangkan. Walau banyak senior yang mencibir, tetap kita gasss kan saja :p

2011 – New Notebook

Dari perjalanan nge-blog di 2010, saya mulai mendapatkan rejeki. Mulai dari mengerjakan project, hingga membantu aplikasi untuk skripsi :D. Saya mulai bisa membeli perangkat laptop untuk diri sendiri. Sebuah kebanggaan kala itu. Di tahun ini juga, saya bisa membeli perangkat seluler android, yang kala itu, harganya belum terjangkau seperti sekarang.

2012 – When you got Mac, you’ll never back

Saya berkesempatan mencicipi perangkat laptop dari apple, Macbook. Hanya sanggup untuk membeli macbook white unibody kala itu, lansiran 2009. Saya memutuskan untuk sepenuhnya migrasi ke platform MacOS untuk daily activity mulai saat itu, dan masih betah hingga saat ini.

Di tahun ini pula terjadi tragedi yang sangat tidak mengenakkan terkait “pertemanan”, saya ogah menyebutnya sebagai persahabatan, karena, jika memang benar-benar sahabat, tidak akan terjadi hal tersebut. Saya akui, saya punya porsi kesalahan disana disana, tapi porsi itu tidak 100% berada di pihak saya. Saya belajar, lebih baik memiliki teman yang sedikit tapi berkualitas, daripada banyak tapi mostly sebagai benalu. Quality is more important than Quantity!

2013 – Tough Year

Akhirnya, saya sampai di tahun yang sulit, bisa dibilang, ini adalah level kesulitan tahap pertama yang harus saya lewati untuk naik tingkat ke level selanjutnya. Masih berlanjut dari tragedi di 2012, berujung saya dikucilkan di tahun ini :))). Entah benar dikucilkan atau hanya perasaan saya semata, tapi saya secara pribadi, adalah tipikal orang yang sensitif dengan tingkah laku seseorang. Hanya beberapa orang saja yang masih mau berteman dengan saya dan saya tidak akan melupakan kebaikan mereka, thanks Bro!

Ibu saya di rumah sudah menyarankan saya untuk kembali dan bekerja saja di Denpasar. Tapi saat itu, saya masih keras kepala untuk bekerja di luar, maklum kan ya, anak muda :p. Entah kenapa, selama masa-masa sulit akibat tragedi di tahun sebelumnya, masalah saya mulai bertambah. Penghasilan yang mulai susah dan sepi akan project freelance. Di benak saya, jika saya pulang dengan keadaan seperti ini, justru akan menunjukkan kalau saya itu kalah.

Mungkin memang sudah jalannya dari Yang Maha Kuasa, di akhir tahun yang sulit tersebut, ada seorang kawan lama dari komunitas PHP Indonesia yang menawarkan saya untuk sebuah pekerjaan full-time, kebetulan berlokasi di Bali. Tidak pikir panjang, saya iyakan tawaran tersebut dan resmi, tahun 2013 menjadi tahun terakhir bagi saya untuk tinggal di Banyuwangi. Kota kenangan yang penuh cerita, yang suatu saat nanti, akan saya ceritakan kepada anak & cucu.

2014 – My First Professional Job

Tahun ini, saya mulai bisa melepaskan bayang-bayang dari tragedi di tahun sebelumnya. Saya telah kembali ke Bali dan memulai pekerjaan profesional pertama saya disini. Saya bertemu dengan sosok yang sangat jenius disini dan menjadi sosok panutan saya hingga saat ini. Belajar banyak hal-hal baru dari beliau, yang tidak pernah saya dapatkan dari perjalanan otodidak saya di 2008.

Karena mendapatkan gaji yang terbilang besar untuk kala itu (sampai saat ini juga masih tergolong besar, dengan perbandingan UMR kota Denpasar), saya memutuskan meminang sebuah motor sport pertama saya, sebuah brand new Yamaha R15. Mencoba berani untuk memasuki sebuah dunia baru, dunia klub motor.

2015 – Another Scootic Bike is Coming

Dunia klub motor yang penuh drama, hanya itu yang bisa saya katakan. Kali ini saya sadar, dimanapun kita berada, akan selalu ada drama. Kembali untuk mencoba mengerti tentang berbagai macam karakter manusia disini.

Motor sport memang terbilang tidak nyaman digunakan untuk di perkotaan yang macet, karena itulah, saya memutuskan kembali untuk meminang motor kedua, sebuah motor skutik, Beat FI lansiran 2015. Motor yang membuat banyak orang bilang, motor yang kecil untuk postur tubuh sayang yang “besar” 😀

2016 – Love Story

2016 mungkin akan menjadi tahun yang tidak akan pernah saya lupakan selama hidup saya. Mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik, untuk mendapatkan tambatan hati dan berujung nyesek, hahaha. Tragedi kembali terjadi di tahun ini dan seperti tragedi di 2012, sepenuhnya saya yakin, kesalahan itu tidak berfokus 100% adalah milik saya sendiri, semua mempunyai porsi kesalahannya masing-masing.

Proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik akhirnya membuahkan hasil, tepat di akhir bulan Agustus 2016, saya mendapatkan tambatan hati saya. Seorang gadis sederhana dari Gianyar. Ayu, begitu saya memanggilnya.

Di tahun ini pula, saya memutuskan resign dari tempat kerja sebelumnya, untuk pindah ke sebuah kantor yang berlokasi di Jakarta. Tentunya dengan kebijakan work from home. Karena kebijakan inilah, saya lebih lebih sering berada di rumah, banyak saudara dan tetangga yang menganggap saya tidak bekerja -,-

2017 – My First Home

Ada sedikit rasa kesal memang, ketika sering dicibir hanya bersantai-santai di rumah. Dimana kenyataannya, kita sedang bekerja dari rumah. Memang di tahun ini, orang-orang belum terbiasa dengan budaya work from home.

Berangkat dari itu, saya memutuskan untuk membuat sebuah rumah, di atas tanah kosong yang memang diwariskan oleh pendahulu saya. Memulai hidup sederhana, karena gaji habis untuk bayar cicilan pembangunan rumah dan saya sukses membungkan orang-orang tersebut :p. Sebuah pencapaian yang cukup gemilang di umur saya yang baru menginjak 26 tahun.

2018 – Another Tough Year

Di pertengahan tahun ini, akhirnya saya berhasil melunasi cicilan pembangunan rumah dan ketika itu berakhir, permasalahan lain pun muncul. Bukan 1 atau 2 masalah, tapi 3 sekaligus, dengan bobot yang besar bagi saya. Di tahun ini, ibu saya didiagnosa mengidap kanker serviks tingkat awal, dengan karakter kanker yang ganas. Di tahun ini pula, tempat saya mengais rejeki terancam mengalami kebangkrutan. Ditambah lagi, akun google adsense saya yang berisikan earning mencapai 8000’an dolar ikut ludes, karena terkena bomb click. Seems legit, huh? 😀

Panik? jelas iya! Saya mencoba untuk berpikir jernih, menimbang, mana yang harus saya tangani terlebih dahulu. Saya memutuskan untuk merawat ibu, menemani beliau selama proses operasi pengangkatan rahim. Ketika saya rasa sudah teratasi, baru lah saya memutuskan untuk mencari lowongan pekerjaan, dimanapun lokasinya, saya siap untuk berangkat. Di akhir tahun, saya kemudian diterima di sebuah perusahaan job posting asal Malaysia, yang mempunyai kantor cabang di Jogja.

Setelah 1 month notice di kantor yang sebelumnya, akhir saya berangkat k Jogja, dengan meninggalkan ibu saya yang masih harus menjalani kemoterapi dan Ayu yang saat itu akan kembali ke Bali, setelah menamatkan studi S2 di Malang. Berat memang, tetapi semua ini demi masa depan yang lebih baik.

Earning adsense sebesar 8000 dolar? sudah saya ikhlaskan 😀

2019 – Visiting New Country

Setelah bekerja di perusahaan yang baru, saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke kantor utama, yang berlokasi di Malaysia. Semua akomodasi ditanggung perusahaan, saya hanya membawa laptop, baju dan badan :D. Sesuatu pengalaman baru, yang tidak pernah saya bayangkan ketika kecil dulu, bisa bepergian ke luar negeri, tentunya dengan biaya gratis.

Karena ada satu dan lain hal, saya hanya bertahan 7 bulan di perusahaan tersebut. Memutuskan untuk pindah ke sebuah perusahaan yang berlokasi di Jakarta Pusat. Memulai kehidupan di kota besar, yang kata banyak orang, dimana kalau tidak bisa jaga diri, bisa bablasss :D. Saya belajar banyak hal baru tentang sistem perbankan & investasi disini.

2020 – New Life Begins

Di awal 2020, saya meminta izin kepada atasan, agar bisa bekerja dari Bali, dengan alasan, saya akan melangsungkan pernikahan di tahun 2020 ini. Beliau menginzikan untuk hal tersebut dan saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini.

Sampai lah saya di gerbang baru kehidupan, dimana saya akan mempersunting gadis yang saya kenal di 2016, she is Ayu. Sosok yang setia menemani saya di keadaan sulit. Sosok yang sabar dan sanggup mengimbangi ego saya yang tinggi.

2021 – Welcome, Boy!

9 bulan setelah pernikahan saya dengan Ayu, akhirnya kami dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu, we call him, Antareja. Sebuah nama yang memang saya siapkan dari dulu, terinspirasi dari kisah Mahabarata. Antareja tumbuh menjadi bayi lucu nan gembul. Perjalanan baru menjadi sosok seorang ayah. Antareja, you’re my biggest creation.

2022 – Grateful is Key to a Happy Life

Di tahun ini, saya berencana untuk melakukan renovasi untuk tempat ibadah yang berada di rumah saya. Orang Bali biasa menyebutnya dengan sanggah atau merajan. Karena saya lihat, memang sudah seharusnya ada pembaharuan, setelah 30 tahun lalu. Dan juga sebagai wujud rasa bersyukur saya, atas apa yang sudah diberikan Yang Maha Kuasa kepada saya selama ini. Setelah berdiskusi dengan istri & keluarga besar, akhirnya saya gasss untuk menjalankan misi ini. Untuk biaya, sepenuhnya akan saya tanggung sendiri.

Begitulah perjalanan hidup saya selama 13 tahun terakhir. Penuh lika-liku dan selalu ada tantangan untuk menyelesaikan masalah, dimana, ketika masalah itu selesai, kita akan naik ke level selanjutnya 🙂