Flash VS jQuery, Siapa Yang Menang???

Perkembangan teknologi di segala bidang akhir-akhir ini semakin gila. Mulai dari hardware sampai ke software. Yaw memang pantaslah kedua hal tersebut perkembangannya cepat, karena dengan adanya hardware yang semakin bertenaga muncul juga software yang makin powerfull juga. Tidak semua orang butuh dengan software yang powerfull `nan berat seperti itu, masih banyak yang membutuhkan software yang ringan namun powerfull dan dinamis. Sebagai perbandingan, gue contohkan Flash dan jQuery. Flash merupakan software yang berfungsi untuk membuat animasi, baik itu untuk presentasi, animasi desktop, sampai animasi web yang intinya membuat suatu tampilan menjadi lebih dinamis, menarik, dan interaktif. Tidak jauh beda dengan jQuery, framework yang satu ini bisa disandingkan dengan Flash karena tampilannya yang dinamis dan interaktif. Namun, mengapa banyak akhir-akhir ini para developer web yang bermigrasi ke jQuery lantas meninggalkan Flash?

Sedikit penjelasan tentang jQuery, JQuery adalah pustaka JavaScript yang ringkas, cepat dan menyederhanakan travesing dokumen HTML, animasi, penangan event dan interaksi ajax. JQuery  juga disebut framework sekaligus kumpulan script-script yang berguna untuk membuat web menjadi lebih interaktif, terlihat powerfull dan animasi yang bagus. Jquery ditulis dengan menggunakan javascript sebagai sebuah file tunggal yang dibuat oleh John Resig pada awal tahun 2006. Sesuai dengan slogannya “Write Less, Do More”, jQuery memudahkan kita dalam membuat animasi tanpa harus banyak mengetik syntax.

Ada beberapa alasan yang membuat para developer web bermigrasi ke jQuery. Diantaranya, para developper web menganggap Flash sangat berat dan membebani server. Belum lagi dari sisi client, yang lumayan menguras resource. Sama seperti ketika perusahaan Apple yang berhenti mensupport fitur Flash Player di semua perangkat mereka karena alasan boros daya dan menguras resource. Lain halnya dengan jQuery yang lebih ringan dan tidak kalah interaktifnya dengan Flash. Keunggulan jQuery adalah keluwesan dan kemudahannya dalam berkolaborasi dengan CSS (Cascading Style Sheet) sehingga penampilan halaman web menjadi semakin indah. Selain itu jQuery juga dapat menjembatani kesenjangan beberapa browser dalam mengimplementasikan CSS. Sudah banyak aplikasi web yang dibangun dengan jQuery dan temannya, si AJAX.

JQuery ini memiliki keunggulan pluginable, yang artinya JQuery bisa ditambahkan dengan berbagai plugin. Secara pribadi, JQuery ini lumayan sulit untuk dipelajari, dan sampai sekarang gue belum ngerti dengan jQuery ini :D. Untuk mempelajarinya kita paling tidak harus mengenal DOM, Javascript dan konsep OOP. Gue belum begitu familiar sama Javascript apalagi konsep OOP, kalo sekedar ngedit-ngedit doang mah gue bisa :D. Berikut ini beberapa yang bisa dilakukan oleh jQuery :

  1. Mengakses bagian halaman tertentu dengan mudah
  2. Mengubah tampilan bagian halaman tertentu
  3. Mengubah isi dari halaman, sehingga terlihat dinamis
  4. Merespons interaksi user dalam halaman
  5. Mengambil informasi dari server tanpa merefresh seluruh halaman (AJAX)

Selain itu, dengan kehadiran format HTML 5 akhir-akhir ini akan semakin menggerus keberadaan Flash. Flash memang bisa dikatakan teknologi yang sudah tua, dimana Flash pada awalnya hanya dirancang untuk keperluan desktop oleh Macromedia. Yang kemudian berhasil diangkat ke ranah web oleh pemilik barunya Adobe. Kalo gitu, artinya beberapa tahun ke depan kemampuan Flash gue bakal gak bakal berguna kali yaw. Mesti cepet-cepet pindah ke jQuery juga nie :D. OK deh, segitu dulu penjelasan tentang perbedaan antara Flash dan jQuery. Sekarang gue mau belajar jQuery juga, biar gak dibilang ketinggalan :D. Untuk contoh jQuery bisa dilihat disini.

3 comments